Energi terbarukan menjadi topik yang semakin populer dalam pembicaraan tentang pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Seiring dengan kekhawatiran akan dampak negatif dari pemanfaatan energi fosil yang semakin terasa, solusi ramah lingkungan ini menjadi semakin penting untuk diperjuangkan.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, energi terbarukan memiliki potensi besar untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan memperbaiki kualitas udara. “Energi terbarukan merupakan solusi yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga ekonomis dalam jangka panjang,” ujarnya.
Pemanfaatan energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan biomassa mulai ditingkatkan di berbagai daerah di Indonesia. Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 442,4 GW, yang terdiri dari energi surya (208,7 GW), energi angin (66,7 GW), dan energi biomassa (167 GW).
Namun, meskipun potensinya besar, masih terdapat beberapa hambatan dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Salah satunya adalah keterbatasan infrastruktur dan kebijakan yang mendukung. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, pemerintah terus berupaya untuk menciptakan regulasi yang memudahkan investasi di sektor energi terbarukan.
Dalam upaya mencapai target energi terbarukan di Indonesia, peran serta masyarakat juga sangat penting. Melalui edukasi dan kesadaran akan pentingnya beralih ke energi terbarukan, diharapkan masyarakat dapat turut serta dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.
Dengan terus mendorong pengembangan energi terbarukan, Indonesia dapat menjadi salah satu negara yang memimpin dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Sebagaimana disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, “Energi terbarukan bukan hanya solusi ramah lingkungan, tetapi juga investasi untuk masa depan yang lebih baik.”