Energi tak terbarukan, atau yang biasa dikenal sebagai energi konvensional, merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui dan akan habis digunakan. Di Indonesia, jenis energi tak terbarukan yang paling umum digunakan adalah minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Namun, tahukah kamu bahwa pemanfaatan energi tak terbarukan ini sebenarnya bisa memberikan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan?
Menurut ahli energi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Dr. Ir. Bambang Setiadi, M.Sc., pemanfaatan energi tak terbarukan seperti batu bara dan minyak bumi dapat menyebabkan polusi udara yang berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan. “Kita harus mulai beralih ke energi terbarukan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup kita,” ujar beliau.
Salah satu jenis energi terbarukan yang mulai banyak dikembangkan di Indonesia adalah energi surya. Menurut data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi surya di Indonesia mencapai 208.000 MW, namun baru sekitar 0,01% yang dimanfaatkan saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak peluang untuk mengembangkan energi terbarukan di Tanah Air.
Menurut Prof. Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, M.Sc., seorang pakar energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), pemanfaatan energi terbarukan seperti energi surya dan angin dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengurangi ketergantungan pada energi tak terbarukan. “Indonesia memiliki potensi yang besar dalam pengembangan energi terbarukan, dan kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin,” ujarnya.
Dengan mengenal lebih dekat jenis energi tak terbarukan dan pemanfaatannya di Indonesia, kita diharapkan dapat lebih peduli terhadap lingkungan dan memilih untuk beralih ke energi terbarukan. Sebagai warga negara yang baik, sudah saatnya kita ikut berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup untuk generasi mendatang. Ayo dukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia!